Kuliah Teknik Jalan Rel adalah salah satu mata kuliah pilihan di Semester 8 Jurusan Teknik Sipil ITS. Namun saya baru mengambil kuliah ini di semester 9 (Insya Allah semester akhir saya di kampus ini). Awalnya saya mengambil kuliah ini untuk saya gunakan sebagai basic knowledge untuk melanjutkan study S2. Namun sayangnya, di tengah perjalanan saya harus nge-del (membatalkan,pwh) mata kuliah ini demi alasan keamanan pengerjaan Tugas Akhir saya yang semakin mendekati tanggal deadline. Dengan sangat berat hati, maafkan saya Pak Himawan (dosen ahli TJR saya). Dan untukmengenang apa yang telah saya dapatkan beberapa minggu di bangku perkuliahan tentang teori Teknik Jalan Rel ini. Blog ini akhirnya yang saya jadikan pelarian. Saya harap dengan cara ini bisa senantiasa ingat teori2nya sekaligus berbagi info dengan teman2 blogger. Happy Reading 🙂

Sebelum kita berbicara mengenai Teknik Jalan Rel, maka kita harus memahami dahul apakah Rel itu sendiri. Menurut definisi yang saya dapatkan di kuliah ini, Rel adalah pijakan tempat menggelindingnya roda Kereta Api dan berfungsi untuk meneruskan beban roda ke bantalan. Bahan yang dipakai dalam pembuatan Rel sendiri antara lain : Carbon 0,4-0,82% ; Silicca 0,05-0,5% ; Mangaan 0,6-1,7% ; Phosporus 0,05% max ; Sulfur 0,05% max. Untuk saat ini standard internasional rel yang banyak digunakan di Indonesia masih menoleh pada JIS (Japan Industrial Standard). Tergantung proyek jalan rel yang terkait bekerja sama dengan negara mana.
Bentuk rel didesain sedemikian rupa agar dapat menahan momen rel sehingga dibentuk sebagai batang berbentuk profil I. Dibagi berdasarkan bentuknya, rel terdiri atas 3 macam, yaitu ; Rel berkepala dua (double bullhead rails), Rel beralur (grooved rails), dan Rel Vignola (flat bottom rails)

bagian rel
Disajikan secara melintang, bagian rel pada gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :a. Kepala Rel (Head) yang dirancang sesuai dengan bentuk permukaan bandasi roda untuk memperoleh kombinasi kualitas perjalanan yang baik dengan kontak minimum. b. Badan Rel (Web) yang dirancang untuk menghasilkan kuat geser yang cukup untuk melindungi kerusakan khususnya di sekitar lobang sambungan rel. c. Kaki Rel (Foot) yang dirancang untuk memberi kestabilan akibat guling dan bidang untuk penambat, dengan bidang dasar yang datar untuk distribusi beban yang merata ke bantalan.

Rel yang digunakan di Indonesia menggunakan standar UIC dengan Standar: Rel 25 , Rel 33, Rel 44, Rel 52, dan Rel 60. Angka ini menunjukkan berat rel per 1meter panjang.

bagian rel